SELAMAT MENGUNJUNGI BLOG JOKAM CYBER COMMUNITY, MOBILE CHAT MIG33, [Berpengaruh tidak terpengaruh} kunjungi juga di www.jokamig.blogspot.com

Selasa, 25 Juni 2013

Sebab Mekarmu Hanya Sekali, Surat Cinta Untuk Putri Tercinta...



Pengantar 

Pergaulan bebas, sebuah produk impor yang merusak ternyata telah menjadi komoditi yang cukup laris di kalangan remaja. Apalagi dalih mereka, kalau bukan kemajuan, modernisasi, kesetaraan gender dan alasan-alasan menggiurkan lainnya. Berbagai penelitian seputar pergaulan bebas dan hubungan di luar nikah dilakukan, baik oleh perorangan ataupun lembaga, dan hasilnya, sungguh sangat mengejutkan, "Hampir sebagian besar remaja telah terjerumus di dalamnya."
Untuk itu perlu dilakukan upaya penanggulangan melalui berbagai cara dan sarana. Salah satunya adalah melalui media bacaan yang dapat mengarahkan para remaja kepada pergaulan yang benar dan menjelaskan bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas. Buku (ebook) yang ada di tangan pembaca ini merupakan salah satu pemenang lomba penulisan naskah dengan tema "Bahaya Pergaulan Bebas" yang diselenggarakan oleh Yayasan Al-Sofwa Jakarta. Sengaja kami pilih untuk diterbitkan karena bahasa nasehatnya terasa menyentuh, seperti nasehat seorang ayah kepada putrinya.
Selain itu, metode dan gaya penulisannya tidak memvonis, namun mengarahkan emosi, sehingga para remaja mau menyadari betapa memilukan akibatnya bila seorang remaja putri tejerumus dalam pergaulan bebas. Maka dikatakan, "Sebab Mekarmu Hanya Sekali", Surat Cinta Untuk Putri Tercinta" sebagai upaya penjagaan terhadap bunga agar jangan layu sebelum berkembang. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanyalah milik Allah Subhaanahu wa ta'ala, Raja semesta alam. Semoga Dia senantiasa memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita dalam setiap pijakan langkah di muka bumiNya. Selanjutnya, semoga salam dan sejahtera selalu tercurah kepada Muhammad shallallahu'alaihi wasallam, seorang Nabi paling akhir, manusia termulia serta kekasihNya yang kehadirannya telah dihadiahkan bagi dunia yang gelap gulita sebagai satu-satunya teladan paripurna untuk segenap makhluk yang hidup sesudahnya. Semoga keselamatan juga tetap terlimpah kepada keluarganya, para sahabat beliau yang mulia, alim ulama serta seluruh umat yang tak pernah henti dicintainya.
Putriku terkasih,...!!
Memandang lelapmu dalam dekapan sang ibu selama ini, selalu membuatku yakin bahwa segalanya akan berjalan baik-baik saja. Menikmati lembut nafasmu di atas buaian, selalu membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu masa-masa yang indah itu dengan cepat telah berlalu. Dan usia terus saja mengambil jatahnya. Hingga ketika hari telah berganti minggu, dan bulan pun menapak tahun, tiba-tiba baru kusadari bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku. Karena sudah tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan milikmu sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus kulepaskan menuju kehidupan baru di luar sana.
Dunia luar! Adalah sebuah tempat yang sama sekali tak ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu untuk tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang bakal terus menghadangmu. Dengan bumi yang semakin tua serta dipenuhi oleh beragam fasilitas yang seharusnya bisa lebih memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru membuat realitas kehidupan makin bertambah kacau dan carut marut. Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara terang-terangan. Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang dan sebabnya telah makin menjauhkan manusia dari kehidupan yang ideal. Percampuran antara pria dan wanita yang melanda setiap jengkal bumi telah menjadi pemandangan biasa dan wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa pun, ‘kewajaran’ itu mulai menampakkan gejala-gejala yang membahayakan. Ya, berbagai macam dampak negatif atas budaya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan) mulai muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu adalah yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung maupun tidak. Lalu liputan dari berbagai media yang cuma berisikan berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlomba-lomba untuk menampilkan sisi bengis dan buram wajah kehidupan.
Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar kita hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun yang benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku kembali lagi menatap dunia yang liar itu melalui jendela rumah kita. Tiba-tiba telah digerakkanNya tanganku untuk menuliskan beberapa patah kata yang ingin kutitipkan untukmu. Maka hanya kepadamulah wahai puteri tercinta, kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada Allah Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-, agar selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan serta ridha-Nya.
Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan tak ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia. Akhirnya, selamat memasuki masa-masa remaja, putriku! Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat dan waktu. Semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala membimbing kita semua.
Ketika Benih Mulai tumbuh
Setetes cinta yang tertawan
Dan benih kasih yang tersipu
Berbalut asa dan doa
Hingga tibalah tiupan ruh
Jadilah,... Maka jadilah kamu!
Putriku terkasih,...!!
Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Bahkan ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang keluar dari tubuh fana hilang dihisap oleh alam sekitar. Kita tak pernah tahu apakah masih ada kesempatan untuk sekali lagi mengedipkan mata. Bahkan kita tak bisa menjamin pada diri sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada detik berikutnya, kecuali hanya dengan izin Sang Empunya hidup hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala memberikan iradahNya. Dan sesungguhnya, takdir jualah yang telah menuntunmu hingga di titik ini.
Maka begitulah yang telah terjadi di saat itu. Masa-masa di mana benih cinta kedua orang tuamu dipersatukan dalam sebuah ikatan yang sakral. Hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala pula yang telah menciptakan dan menumbuhkembangkan benih suci dari buah kasih itu bersama hujan cinta-Nya. Menjaga serta merawatmu dari detik ke detik dalam pelukan rahim kasih sayang. Lalu waktu pun terus berlalu sampai tiba sebuah hari saat semua orang di sekeliling berharap-harap cemas saat menantikan kehadiranmu. Dan kepadamu, ingin ku sampaikan sebuah firman Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang kehadiran seorang anak sepertimu bagiku:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّھَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِیمٌ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (Al-Anfal: 28)
Itulah faktanya! Bahwa kehadiranmu yang sangat membahagiakan itu hakekatnya adalah benar-benar hanya sebagai ujian dan cobaan semata. Dengan ilmuNya, telah Dia percayakan engkau dalam asuhan kami. Maka, kau pun harus paham bahwa untuk mengemban amanah berat itu memerlukan suatu proses serta cara yang tepat. Agar ketika tiba waktunya nanti untuk mempertanggung jawabkanmu dihadapanNya, aku akan bisa tersenyum sekaligus membanggakan dirimu.
Selanjutnya, tak ada lagi keinginan lain dalam diriku kecuali cita-cita untuk membawamu kepada jalan cahaya yang telah disediakanNya. Hari depanmu yang -bahkan kami sendiri belum tahu- itu harus mampu kau lalui dengan baik. Dan khusus untukmu, wahai putriku terkasih, jadikan segala hal yang telah berlalu itu sebagai kekuatan untuk menyongsong hari esok milikmu yang jelas belum bisa kami bayangkan.
Sekuntum Kembang di Padang Ilalang
Ilalang yang terhampar 
Desau angin dan dengung kumbang-kumbang
Angin zaman memang telah berubah arah
Sampai waktu milikmu akan tiba
Jangan pernah hilang wangimu tersia-sia
Hari ini, waktu telah mengantarmu pada kedewasaan yang begitu mempesona. Masa berganti rupa dan usia menapak dewasa. Tak terasa, kau telah tumbuh menjadi seorang gadis remaja. Di depan sana, gerbang dunia luar yang terbuka lebar-lebar telah siap menyambutmu dengan segenap kegenitan serta gemerlap yang menggoda. Sungguh, melepaskanmu di tengah masyarakat yang begitu awam terhadap syariat Islam, selalu membuatku bimbang.
Menyadari bahwa taring-taring tajam kehidupan yang menganga itu selalu siap menerkammu, memaksaku untuk sekali lagi mengingatkanmu. Tapi kau pun harus tetap melangkah ke depan. Oleh sebab itu, dengarkanlah pesanku, wahai putri tercinta! Perhatikanlah segala fenomena di sekelilingmu yang bisa membuatmu kalah oleh kehidupan. Sudahkah kau menyadarinya?
Media Amoral
Ketahuilah Putriku,...!!
Kau sedang hidup pada sebuah zaman di mana waktu dan tempat yang seolah telah menjadi sebuah dimensi yang serba mudah diakses. Tak ada yang tak diketahui oleh siapa pun tentang sesuatu yang sedang terjadi di belahan bumi lain pada saat bersamaan. Berbagai macam kecanggihan teknologi telah memungkinkan siapa pun untuk menyampaikan apa yang diinginkannya pada orang lain. Termasuk fasilitas informasi serta telekomunikasi yang telah berkembang dengan sedemikian cepatnya. Maka telepon genggam, televisi, radio, sampai dengan internet telah menjadi sarana yang umum di dalam menyebarkan informasi sekaligus propaganda. Arus informasi yang berasal dari segala macam sumber dan kepentingan akan sangat mudah membentuk kepribadian serta pola pikirmu bila kau tak memiliki benteng yang kuat.
Belum lagi dengan fenomena kemunculan media-media cetak tak bermoral yang semakin hari semakin mudah ditemukan di jalanan. Majalah, surat kabar, tabloid, sampai dengan komik dan novel yang berjejer manis cuma berisikan cerita-cerita hasutan bagi jiwa serta impian semu. Dan itu bisa sangat mudah untuk kau dapatkan di setiap tempat. Akhirnya, kenyataan itu hanya semakin menambah runyamnya wajah duniamu saat ini.
Kau pun juga harus mengerti bahwa masyarakat yang ada di sekitarmu adalah sekumpulan orang-orang yang ‘sakit’. Masyarakat yang tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah sebuah bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan mudah kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut sekalipun.
Ketika tayangan-tayangan televisi serta film-film barat yang sekuler telah menjadi tontonan wajib sekaligus "trade mark" bagi identitas generasi masa kini. Dan tokoh panutan para remaja adalah para bintang film, artis, serta olah ragawan yang nota bene merupakan orang-orang yang mungkin belum pernah bisa merasakan makna hidup yang sejati. Maka perlahan namun pasti, sebuah peradaban telah bergeser. Nilai-nilai kehidupan, etika religius serta pola pikir yang sehat sedang terancam keberadaannya untuk kemudian digantikan oleh sebuah tatanan serta nilai-nilai baru yang –ironis-nya merupakan "produk gagal" di negara asalnya. Ya, paham-paham sekulerisme, hedonisme, nihilisme, materialisme serta free sex sesungguhnya merupakan produk sampah dari sebuah peradaban yang mengaku "modern".
Besarnya angka kriminalitas, semakin tingginya tingkat depresi serta keresahan yang tak tersembuhkan di kalangan masyarakat barat adalah bukti-bukti nyata sekaligus efek langsung dari penerapan semua paham-paham tersebut. Dan ketika menyadari bahwa tatanan itu telah gagal, maka mereka justru berlomba-lomba untuk mencari "pasar" baru bagi ide-ide sampah tersebut agar laju roda perekonomian serta rencana besar yang sedang mereka susun tetap bisa berjalan sesuai rencana.
Maka, itulah yang sedang kita lihat di sekeliling kita hari ini. Wajah Barat yang ditiru habis-habisan oleh sebagian besar anak muda. Citra "maju" dan "modern" sepertinya cukup ampuh untuk menarik para remaja itu. Parahnya, melalui media yang semakin beragam dan canggih, segala macam kegagalan itu bisa tersaji secara apik, indah dan sangat menggiurkan bagi pemirsanya. Tentu saja, semuanya itu memang telah direncanakan secara matang oleh musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala dalam upaya abadinya merongrong umat Islam dari dalam. Mengenai hal ini, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sendiri telah mengingatkan kita:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ
تَبِعْتُمُوْھُمْ قُلْنَا یَا رَسُوْلُ اللهِ اَلْیَھُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟!
"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi dan budaya umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta hingga jikalau mereka masuk ke dalam liang dhab (sejenis biawak), maka kalian akan mengikutinya!! Kami bertanya, " Wahai Rasulullah! Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?" Beliau bersabda, "Siapa lagi?!" (HR. al-Bukhari, no.22/298)
Putriku tercinta,...!!
Jangan kau sia-siakan waktu-waktu senggangmu dengan nongkrong di depan TV atau melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan keuntungan duniawi dan akhirat. Gunakanlah waktumu untuk belajar, memperdalam ilmu agamamu, membaca, menulis ataupun kegiatan yang bermanfaat lainnya.
Emansipasi Salah Kaprah
Putriku tercinta,...!!
Musuh-musuh Islam itu tak pernah sedetik pun beristirahat untuk memikirkan cara-cara agar agama Islam serta umatnya semakin terpuruk dari zaman ke zaman. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta kebodohan yang melanda hampir seluruh masyarakat Muslim. Secara perlahan namun pasti, mereka dengan licik telah menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan serta pengajaran di kalangan wanita Muslim. Secara halus mereka terus menerus meniupkan angin surga emansipasi di kalangan kaummu, para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana besar mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke lembah penindasan serta menjebloskannya ke dalam jurang kehancuran yang menyesatkan.
Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya diawali dengan tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan gaji serta jam kerja antara kaum wanita dan lelaki yang sama-sama bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai santer bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa itu akhirnya meluas dan merambat pada bidang-bidang lain yang secara spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu.
Lalu lebih jauh, tuntutan atas persamaan hak tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas ‘perusakan’ hak dari kaum lelaki. Misalnya, pada mulanya kaum wanita menuntut hak untuk bebas memilih pasangan hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun kemudian hak tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk menyerahkan dirinya kepada siapa saja yang mereka kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa saja yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah yang satu ini. Sebab Allah Subhaanahu wa ta'ala juga telah mengingatkan dalam firmanNya,
وَلَا تَقْفُ مَا لَیْسَ لَكَ بِھِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْھُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya." (Al-Isra: 36)
Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum di sekelilingmu bila pada malam hari, masih banyak para wanita yang berkeliaran sendirian atau berkelompok, mereka sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para buruh dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan pekerjaan laki-laki di setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan begitu cara memaknai posisi wanita yang sebenarnya dalam sebuah posisi yang terhormat.
Masih ingatkah kau dengan kisah Khadijah radhiyallahu‘anha dan kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya termasuk wanita yang sesungguhnya pantas menyandang gelar sebagai "wanita sukses". Bahkan dengan keharumannya, sampai saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan pesona abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati wanita Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari teladan-teladan lain yang jelas-jelas kedudukannya jauh berada dibawah kedua wanita yang mulia itu?
Sungguh, Khadijah radhiyallahu ‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita karier sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi teladan bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan, kedermawanan, serta keberhasilannya dalam bisnis perdagangan telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya dalam mendampingi sang suami yang menjadi seorang pemimpin umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita lain di zaman mana pun.
Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami tercinta meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan dalam membantu tugas suami, siaga dan lincah dalam mendukung "program-program" suami yang sekaligus seorang nabi dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati seorang istri? Keduanya termasuk wanita karir sejati, wahai putriku! Keduanya termasuk pahlawan dan penegak kehormatan sejati bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu mampu menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat tertinggi tanpa pernah mengurangi sedikit pun derajat serta kehormatannya.
Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali kau tergoda oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar disampaikan oleh orang-orang di sekitarmu. Karena sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk menyelamatkan ataupun membebaskanmu dari "jerat tali penindasan" melainkan justru untuk menghancurkan dirimu dan agamamu dari dalam.
Ikhtilath Tanpa Batas
Putriku sayang,...!!
Tak bisa disangkal lagi bahwa saat ini, sulit sekali menemukan tempat yang bebas dari bercampur baurnya antara dua jenis manusia yang berbeda. Ikhtilath yang terjadi di segenap aspek kehidupan telah berlangsung pada tingkatan yang sangat sulit untuk diubah. Dari ruang-ruang sekolah, kampus, perkantoran, pabrik bahkan sampai pada tempat sarana umum serta transportasi pun tak lepas dari budaya itu.
Kondisi masyarakat yang apatis serta awam terhadap ilmu agama, ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh budaya western yang tak pernah selesai membawa 'angin budaya'nya seakan telah menjadi mode baru yang wajib ditiru. Sekaligus menjadi legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan tersebut. Di satu sisi, tak dipungkiri pula bahwa masih banyak orang-orang "pintar" di belakang pembuat kebijakan itu yang memandang bahwa 'kumpul-kumpul' seperti itu merupakan sarana bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara kedua jenis yang mana akan mampu menjadi penjernih naluri antara keduanya. Meski sesungguhnya, sudah sangat jelas terlihat akibat-akibat dari budaya pergaulan bebas itu. Yang tentu saja bisa dijadikan pelajaran oleh siapa pun juga yang mau sadar dan mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di luar negeri yang memaparkan betapa tragis dan mengerikannya kondisi masyarakat yang diakibatkan oleh pergaulan bebas. Institusi-institusi pendidikan, perkantoran atau-pun yang lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur bagi terus tumbuh dan berkembangnya paham yang sangat berbahaya ini. Karena pada kenyataannya, ikhtilath atau percampuran bebas antara dua jenis ini merupakan unsur paling menentukan untuk terjadinya masalah-masalah seksualitas, penderitaan psikologis, serta rangsangan naluri.
Dan di sisi lain, hal-hal semacam itu sama sekali belum dan tidak akan pernah terbukti mampu menjernihkan naluri seperti apologi dari beberapa orang "pintar" tadi. Kemudian muncullah akibat-akibat lanjutan dari kondisi yang mengenaskan itu, di tengah-tengah masyarakat yang bingung. Maraknya realitas kehamilan di luar nikah, aborsi, pemerkosaan, bahkan sampai dengan kasus-kasus bunuh diri serta pembunuhan yang tidak jarang dilatarbelakangi oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu.
Tatanan masyarakat yang porak poranda, etika moral yang tercabik-cabik serta rasa malu yang sudah terangkat benar-benar telah memunculkan kekhawatiran yang dalam akan masa depan sebuah kehidupan. Padahal, andai saja kaum Muslimin benar-benar setia dan istiqamah dalam memegang teguh konsep Islam secara benar dan kaffah, maka sudah barang tentu pengaruh-pengaruh ideologi itu tidak akan masuk apalagi sampai merusak ke dalam jiwa, akal dan pikiran mereka.
Di sisi lain, kaum Muslimin semestinya juga harus kukuh dalam menghadapi segala tipu daya kaum non Muslim yang memang tak akan pernah berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri telah memberikan jaminanNya atas kemenangan agamaNya dari tipu daya mereka, dengan syarat bahwa kaum Muslimin harus tetap istiqamah dalam menjujung tinggi sikap sabar dan taqwa. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا یَضُرُّكُمْ كَیْدُھُمْ شَیْئًا
"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu." (Ali Imran:120)
Sebab Mekarmu Hanya Sekali
Telah puas kau jaga
Mekarnya kuntum nan dinanti
Wangi bertabur sari madu
Pesona bening takkan pernah terganti
Ilalang iri belalang dan kumbang menanti
Putriku tercinta,...!!
Ke mana pun langkah akan kau bawa, sesungguhnya bumi tempat kau berpijak akan selalu menjadi saksi bagimu kelak di hari perhitungan. Tatkala godaan dan rayuan dunia yang semakin hari jelas semakin berat akan kau temui kelak di kemudian hari. Maka, selalu ingatlah bahwa kau adalah bagian dari komunitas makhluk mulia yang diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Seorang penghuni alam yang tak layak untuk berbuat kemungkaran di atas amanah berat yang terlanjur dipikulkan. Sebuah amanah besar yang bahkan gunung-gunung pun tak sanggup memikulnya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَیْنَ أَنْ یَحْمِلْنَھَا وَأَشْفَقْنَ مِنْھَا
وَحَمَلَھَا الْإِنْسَانُ إِنَّھُ كَانَ ظَلُومًا جَھُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Al-Ahzab: 72)
Namun demikian, Allah Subhaanahu wa ta'ala pun tak pernah melepaskan umat manusia begitu saja tanpa bekal yang memadai. Hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala menganugerahkan bagi seluruh umat manusia yang ada didunia ini kelebihan-kelebihan yang bila mampu digunakan sesuai dengan ketentuanNya, maka amanah besar itu akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Sungguh, tak ada keraguan sedikit pun untuk menyadari bahwa setiap insan itu diciptakan dalam kondisi yang paling baik. Tanamkanlah dalam jiwamu bahwa kau adalah terlahir sebagai makhluk yang sempurna. Dengarkanlah jaminan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri tentang betapa paripurnanya penampilan fisik dari makhluk bernama manusia, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa ta'ala,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِیمٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Belum lagi dengan anugerah akal yang diberikanNya bagi umat manusia agar mampu memilah dan memilih kebenaran sekaligus sebagai pembeda antara mereka dengan makhluk yang lainnya. Maka, Islam sebagai pedomanmu itu pun telah menyeru pada setiap diri agar selalu mempergunakan pikiran dan akalnya dalam upaya untuk menjadi makhluk yang paling mulia di sisiNya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
الَّذِینَ یَذْكُرُونَ اللَّھَ قِیَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِھِمْ وَیَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ ھَذَا بَاطِلًا
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia." (Ali Imran: 191)
Di perjalanan hidupmu yang bakal kau tempuh, akan banyak sekali kau temui bermacam godaan serta tipu daya setan yang tanpa kenal lelah berusaha untuk selalu merayumu. Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah sampai tercapai apa yang mereka inginkan. Dengan kondisi masyarakat yang masih sakit seperti itu, maka sudah sepantasnyalah kau harus ikut serta dalam upaya-upaya untuk memperbaikinya.
Jadi, seberat apa pun godaan serta rintangan yang akan kau hadapi kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti, maka sesungguhnya Dia pun telah memberikan jalan kemudahan dan keselamatan bagi setiap hambaNya. Melalui para rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan yang menjadi jalan keluar bagi semua permasalahan yang datang di setiap zaman. Kaidah-kaidah itulah yang selama ini dikenal sebagai agama. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa ta'ala menurunkan aturan-aturanNya tersebut sebagai penjaga dan pemelihara manusia agar terbebas dari jurang kesengsaraan dan kesulitan. Dan justru bukan malah sebaliknya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
مَا أَنْزَلْنَا عَلَیْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى ( 2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ یَخْشَى
"Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)." (Thaha: 2-3)
Oleh karena itu wahai putriku kembalilah kepada al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, pelajarilah, hayatilah, dan kemudian amalkanlah dengan penuh istiqamah.
Hijab
Putriku, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa sesungguhnya kau diciptakan dengan fitrah yang sangat mempesona? Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan orang-orang yang tak mengerti? Maka ingatlah selalu pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
"Setelah meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada masalah wanita." (HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim, no.2740, 2741)
Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita sepertimu itu, adalah sebuah permasalahan yang harus disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja, kondisi ini pun menuntut konsistensi sikapmu agar benar-benar mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya. Dengan penampilan pesona performa fisikmu, serta kecenderungan untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada orang lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah yang telah diperingatkan itu
Wahai putriku tersayang, Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan yang hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu sebagai sarana setan untuk men-jerumuskan dirimu sendiri atau bahkan orang lain ke dalam neraka Jahanam. Na'udzubillah! Sebab bagaimanapun, Tuhanmu sangat menyayangi dan selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan dunia dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dia pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang kamu tak sanggup memikulnya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
لَا یُكَلِّفُ اللَّھُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَھَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286).
Maka karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan pada kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab) yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari pandangan orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu yang lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu peroleh. Sebab dengannya, kalian akan dapat lebih mudah dikenali sebagai wanita baik-baik, sehingga tidak diganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ یُعْرَفْنَ فَلَا یُؤْذَیْنَ وَكَانَ اللَّھُ غَفُورًا رَحِیمًا
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)
Putriku shalihah,...!!
Menutup aurat sebagaimana ketentuan Allah Subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa ataupun zakat. Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai konsekwensi serta sanksi berat yang telah ditentukan. Perintah Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang masalah hijab (jilbab) juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang beriman." Maka, sungguh ini menunjukkan pada siapa pun juga tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi setiap wanita Mukminah sepertimu. Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ یَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِھِنَّ وَیَحْفَظْنَ فُرُوجَھُنَّ وَلَا یُبْدِینَ زِینَتَھُنَّ إِلَّا مَا ظَھَرَ مِنْھَا
"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kehormatannya, dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An- Nur: 31)
Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana sesuai dengan yang semestinya, maka tak akan pernah lagi ditemui pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasus-kasus perkosaan yang seringkali terjadi di tengah-tengah masyarakat. Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta memelihara kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai wanita Mukminah. Syariat Allah Subhaanahu wa ta'ala itu benar-benar menginginkan posisi wanita bisa berada pada kedudukan kemanusiaan yang mulia serta tidak terjerembab sebagai komoditas yang diperjualbelikan dalam pengertian yang luas. Di mana pada gilirannya nanti akan dapat menunjang keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dan satu hal yang juga mesti kau ingat adalah bahwa hijab bukanlah sarana untuk memasung segala potensi serta bakatmu. Sebab kewajiban-kewajiban lain seperti menuntut ilmu, beramar ma’ruf serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan syar’i masih tetap bisa kau lakukan sepanjang masih memenuhi kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.
Sahabat Sejati dan Lingkungan Pergaulan
Setelah kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak telah kau pasang sebuah perlindungan awal dan mendasar untuk mulai menapak masuk ke dalam kehidupan yang semakin rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian disana. Sebab, hanya dengan teman serta lingkungan yang baiklah, maka kau akan mampu untuk mempertahankan nilai-nilai agama yang selama ini telah kau pegang.
Janganlah pernah berhenti mencari sebuah pertemanan tulus serta lingkungan yang baik demi keselamatan agamamu dan kesucian dirimu. Karena siapa pun tak akan sanggup bertahan sendirian di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat. Kau akan tetap membutuhkan seorang teman serta lingkungan yang tepat untuk bisa memperbaiki kualitas hidup serta imanmu di masa-masa yang akan datang. Ingatlah, bahwa tidak semua orang bisa kau jadikan sahabat atau teman. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita tentang hal ini melalui lisannya yang suci:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِیْنِ خَلِیْلِھِ فَلْیَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ یُخَالِلُ.
"Seseorang itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan dengan siapa ia akan berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833 dan at-Tirmidzi)
Dan dengarlah wahai putriku! Bahwa sebaik-baik persahabatan itu adalah yang bisa memberikan manfaat bagimu di bidang agama sekaligus dunia. Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri mempertegas perlunya sikap kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ یَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ.
"Janganlah bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman, dan janganlah makan makananmu, kecuali orang yang bertakwa." (HR. Abu Daud, no. 4837, dan at-Tirmidzi, no.2395)
Seorang remaja putri yang baik sepertimu, bukan tak mungkin akan bisa terpengaruh oleh seorang sahabat yang buruk akhlak dan moralnya. Sungguh, sahabat seperti itu hanya akan membawamu pada kondisi yang menjerumuskan. Bahkan tidak mustahil, melalui lingkungan pergaulan semacam itu pada akhirnya akan memunculkan paradigma-paradigma ‘modern’ yang menyesatkan seperti; istiqamah itu kuno, jilbab itu hanya tradisi, serta pandangan kampungan, bahwa ‘budaya maju’ itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj, serta mempertontonkan kemolekan dan kecantikan tubuh pada siapa saja dengan melepaskan baju-baju takwa (hijab).
Begitulah! Sehingga tanpa terasa dan dengan perlahan-lahan, kau mulai tertarik dengan semua argumen manis dan ‘masuk akal’ itu, untuk kemudian tanpa sadar mulai melaksanakannya sedikit demi sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa budaya baru itu sebenarnya merupakan rekayasa cermat dan terencana dari musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala untuk menyeretmu ke dalam jurang kenistaan. Dan pada akhirnya kelak kau akan menyesalinya. Namun saat itu penyesalan tidak lagi berguna. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
یَا وَیْلَتَا لَیْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِیلًا ( 28 ) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّیْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
"Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur'an ketika al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia. " (Al-Furqan: 28-29).
Sungguh, jangan pernah sekali-kali kamu mencoba untuk berteman dengan seseorang yang rendah ilmu agama serta akhlaknya kecuali bila kamu berada pada posisi yang lebih kuat untuk bisa memberinya nasehat serta peringatan. Sebab telah diwajibkan pada siapa pun untuk mengajarkan kebaikan serta menghalangi tindak kemungkaran sebatas kemampuan yang ada. Dan Allah Subhaanahu wa ta'ala telah menjamin mereka –orang-orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar- itu sebagai golongan dari orang-orang yang beruntung. Allah Subhaanahu wata'ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ یَدْعُونَ إِلَى الْخَیْرِ وَیَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَیَنْھَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ ھُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf serta mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran: 104)
Dan di dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi mempertimbangkan nilai akhlak serta masalah syariat sebagai landasannya, maka tidak ada cara lain untuk menggapai keselamatan itu selain terus berupaya memperkuat pertahanan iman dari dalam diri sendiri. Inilah faktor yang paling penting dan sangat menentukan bagi berhasil atau tidaknya perjalananmu melalui tahapan ini.
Sabar dan Istiqamah
Akhirnya, puncak dari segala upaya dan ikhtiar adalah terus bersabar dan berusaha istiqamah. Aku sangat paham bahwa saat ini di sekelilingmu telah mengepung segala kemaksiatan yang seringkali tak mampu kau hindari. Bangku-bangku sekolah dan kampus, fasilitas umum dan sarana transportasi, bahkan sampai di sudut-sudut ruang perkantoran serta pabrik, telah dipenuhi oleh budaya percampuran bebas yang telah berlangsung semenjak lama. Praktek ikhtilath di tengah-tengah masyarakat memang telah menjadi sebuah kebiasaan yang dipandang wajar.
Jelas, akan selalu ada saat-saat di mana kau merasa sedih dan sendiri. Tapi kau pun tahu, bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang manusia maksum yang doanya selalu diterima pun pernah mengalaminya. Sebab, ujian dan cobaan akan selalu membuatmu lebih matang dan dewasa dalam menjalani kehidupan. Jadi, tetaplah kau bersabar dengannya.
Selanjutnya, jangan pernah berhenti untuk selalu meminta pertolongan dan jalan keluar yang terbaik, agar bisa segera keluar dari segala permasalahanmu. Bukankah Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri yang menyatakan bahwa:
اسْتَعِینُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّھَ مَعَ الصَّابِرِینَ
"Mintalah pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:153)
Putriku terkasih!
Sesungguhnya takkan dikirimkan oleh Allah Subhaanahu wa ta'ala sebuah beban yang tak mampu ditanggung oleh hambaNya. Sebab memang hanya Dia jua yang paling mengetahui kondisi serta kekuatan dari setiap makhlukNya. Tentu saja bahwa setiap amal yang mengarah pada kebajikan akan selalu menemui ujian. Jadi, ketika sebuah ujian berat serta musibah tiba-tiba datang di tengah upayamu untuk berbuat baik, maka cukup maknailah semua itu bahwa Allah Subhaanahu wa ta'ala ternyata masih memperhatikanmu. Jangan pernah lagi merasa bahwa kau sendirian. Karena ujian seperti itu juga dialami oleh orang-orang yang telah memiliki kualitas iman yang sangat tinggi sekalipun. Dan semakin tinggi pohon, maka semakin kencang pula angin yang akan menghembusnya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ یُتْرَكُوا أَنْ یَقُولُوا آَمَنَّا وَھُمْ لَا یُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?" (Al-Ankabut:2)
Akan banyak rintangan serta ucapan dan pandangan sinis dari masyarakat atas setiap tindakan kita untuk menuju kebaikan. Seorang Muslimah yang harus rela meninggalkan sekolah, pekerjaan, atau bahkan keluarganya sendiri hanya karena keinginan untuk berbusana secara kaffah adalah contoh nyata dari ujian yang sering kita dengar di keseharian. Maka, ketika ujian yang datang silih berganti itu terus bergulir seperti tak-kan pernah berhenti dan semakin terasa memerihkan, janganlah pernah kau merasa putus asa dari rahmat Allah Subhaanahu wa ta'ala. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تَیْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِنَّھُ لَا یَیْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf : 87)
Hijrah
Hijrah secara sederhana bermakna pindah. Berpindah dari suatu tempat yang lama menuju tempat baru. Berpindah dari lingkungan yang buruk kepada lingkungan yang lebih baik. Atau berpindah dari kondisi jahiliyah menuju jiwa yang terang benderang. Putriku, ketika semua cara telah kau lakukan dan ternyata semua itu masih belum menunjukkan sebuah hasil yang diharapkan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan sebuah teladan untuk melakukan prosesi hijrah.
Putriku tercinta, ...!!
Berhijrah dalam kehidupanmu lebih dimaksudkan pada kemampuan serta kemauanmu dalam upaya untuk memperoleh sebuah iklim yang kondusif bagi pengembangan agamamu. Ketika seorang Muslimah merasa tak nyaman lagi di dalam lingkungan pekerjaannya, atau ketika seorang siswi merasa bahwa lingkungan dan materi pendidikan yang ia terima tidak dapat memberikan pencerahan yang ia butuhkan. Atau bahkan ketika seorang ibu yang sangat mengkhawatirkan keadaan mental anak-anaknya di tengah-tengah memburuknya tatanan masyarakat di sekitarnya. Maka sabar dan istiqamah kadang masih terasa belum cukup.
Begitupun denganmu! Di saat ikhtilath serta pergaulan bebas semakin merajalela di setiap sudut, sedangkan di satu sisi, kau tak mampu untuk melakukan sebuah perubahan, maka jalan yang paling baik untukmu di saat itu adalah dengan melakukan hijrah. Sedangkan Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri akan memberikan rahmatNya kepada orang-orang yang mau bersungguh-sungguh berjuang di jalanNya dengan keberanian yang kuat dan disertai kebijaksanaan demi untuk mendapatkan keridhaanNya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
إِنَّ الَّذِینَ آَمَنُوا وَالَّذِینَ ھَاجَرُوا وَجَاھَدُوا فِي سَبِیلِ اللَّھِ أُولَئِكَ یَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّھِ وَاللَّھُ غَفُورٌ رَحِیمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang hijrah serta berjuang di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 218)
Wahai putriku,…!!
Ada banyak kisah pertaubatan serta pencerahan yang terjadi pada para muallaf (orang yang baru masuk Islam) di mana salah satu proses yang harus mereka lakukan adalah melaksanakan hijrah. Dengan hijrah bukan berarti kita melarikan diri dari masalah. Namun mencoba untuk menyusun kekuatan dan akan kembali bila saatnya telah tiba.
Dalam lingkup yang sederhana, hijrah bisa diartikan dengan mencoba untuk mengubah sikap, perilaku, kebiasaan serta cara berpikir yang sebelumnya cenderung bebas tanpa landasan hukum Allah Subhaanahu wa ta'ala berubah menjadi lebih bijak dan syar’i. Bila sebelumnya engkau telah mengenakan busana jilbab namun masih saja menampakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh, maka sudah waktunya untuk memperbaiki kualitas berbusana itu dengan lebih menyempurnakannya. Bila sebelumnya kita hanya tertarik dengan buku-buku, majalah, atau media lain yang tidak memberikan manfaat bagi kekayaan batin, maka sudah waktunya pula untuk membuka wawasan dan cakrawala dengan mulai mengkonsumsi bacaan-bacaan yang bisa meningkatkan kualitas iman dan Islam.
Selanjutnya perlu kiranya untuk lebih menyuburkan lahan jiwamu dengan mulai membiasakan diri untuk membaca, memahami (tadabbur) dan mendengar-kan alunan bacaan al-Qur’an yang bisa memberikan ketenteraman serta kenyamanan jiwa. Demikian pula mendengarkan dan menyimak kaset, VCD dan DVD bernuansa Islam. Sebab peranan media audio akan terasa sangat efektif untuk mengkondisikan hati agar selalu berada pada posisi yang ‘sehat’.
Maka hal-hal seperti itu akan bisa menjadi sebuah alter natif untuk memenuhi kebutuhan terse-but. Pada masa sekarang ini sudah banyak bermunculan kaset-kaset dan VCD Islami, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Namun demikian kita tetap harus selektif di dalam memilihnya.
Dan Kumbang Terpilih Menyuntingmu
Cahaya cinta yang diberkati
Dibalut karunia dan ridha Ilahi
Inilah hari yang dinanti
Ketika madu suci temukan kumbang sejati
Menjaga dan memiliki wangimu dengan namaNya
Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu itu!
Wahai putriku terkasih, telah datang seorang pemuda berhati jernih ke hadapanku. Matanya yang jujur dan lisannya yang santun telah memikatku untuk bertanya padanya. "Apa yang kau inginkan dari putriku, wahai pemuda?". Dan ketika dijawabnya bahwa ia inginkan engkau sebagai pendamping hidupnya untuk bersama-sama mengabdi padaNya, aku bisa tersenyum lega. Dan saat disampaikannya asa untuk memiliki para generasi rabbani serta pejuang-pejuang mungil yang akan lahir dari rahim sucimu, aku telah menangis bahagia didalam hati.
Sungguh, setelah perjuangan beratmu untuk tetap bertahan di tengah padang yang penuh dengan ilalang liar telah usai, maka sudah waktunya seekor kumbang yang terpilih datang untuk menyuntingmu. Dengan pesona wangimu yang suci, serta keanggunan dan kehormatanmu yang terus kau jaga tanpa cela, telah menempatkan sosokmu pada posisi wanita yang layak untuk dipilih. Namun satu hal yang perlu kau ingat adalah, bahwa setelah mekarnya kuntum milikmu itu, maka perjuangan belumlah usai. Pernikahan adalah sebuah titik balik di mana medan perjuangan sudah berubah. Kau bukan seorang gadis lagi. Tanggung jawab, atensi serta wilayah perjuanganmu telah bertambah, kau harus mulai memikirkan keluargamu, anak-anakmu, serta suami. Maka, pesanku padamu, tetaplah kau jaga semerbak wangi yang telah kau jaga selama ini.
Akhirnya, semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala senantiasa merahmati dan memberkahi pernikahanmu, keluargamu serta seluruh keturunanmu kelak di kemudian hari, sehingga pada waktunya nanti mereka juga akan tetap mampu menjalani kehidupan di waktu dan jamannya masing-masing sesuai dengan jalan Allah Subhaanahu wa ta'ala yang telah ditentukan. Amin ya rabbal alamiin...
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin
Penulis: Haikal Hira Habibillah
Desain dan Tata Letak: Amirulhuda Romadhoni (Abu Zayd el-Posowy)
*****
Untuk putriku tercinta Laila.. 
Semoga suatu hari nanti engkau membaca tulisan ini.. 
Do'aku ayahmu selalu menyertaimu wahai putriku..


Ayahmu yang menaruh harapan kepadamu agar engkau selamat dari segala keburukan dunia ini dan diakherat nanti.. Raihlah citamu yang hakiki.. Gapailah ridha Ilahi.. Amin..                                                             

Rabu, 19 Juni 2013

Dalam Islam, Hubungan antara pria dan wanita

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam Islam, hubungan antara pria dan wanita dibagi menjadi dua, yaitu hubungan mahram dan hubungan nonmahram. Hubungan mahram adalah seperti yang disebutkan dalam Surah An-Nisa 23, yaitu mahram seorang laki-laki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh laki-laki) adalah ibu (termasuk nenek), saudara perempuan (baik sekandung ataupun sebapak), bibi (dari bapak ataupun ibu), keponakan (dari
saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik itu asli ataupun tiri dan termasuk di dalamnya cucu), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan.

Maka, yang tidak termasuk mahram adalah sepupu, istri paman, dan
semua wanita yang tidak disebutkan dalam ayat di atas.

Uturan untuk mahram sudah jelas, yaitu seorang laki-laki boleh berkhalwat (berdua-duaan)
dengan mahramnya, semisal bapak dengan putrinya, kakak laki-laki dengan adiknya
yang perempuan, dan seterusnya. Demikian pula, dibolehkan bagi mahramnya untuk
tidak berhijab di mana seorang laki-laki boleh melihat langsung perempuan yang
terhitung mahramnya tanpa hijab ataupun tanpa jilbab (tetapi bukan auratnya),
semisal bapak melihat rambut putrinya, atau seorang kakak laki-laki melihat
wajah adiknya yang perempuan. Aturan yang lain yaitu perempuan boleh berpergian
jauh/safar lebih dari tiga hari jika ditemani oleh laki-laki yang terhitung
mahramnya, misalnya kakak laki-laki mengantar adiknya yang perempuan tour
keliling dunia. Aturan yang lain bahwa seorang laki-laki boleh menjadi wali bagi
perempuan yang terhitung mahramnya, semisal seorang laki-laki yang menjadi wali
bagi bibinya dalam pernikahan.

Hubungan yang kedua adalah hubungan nonmahram, yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan),
larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak
bisa berpergian lebih dari tiga hari dan tidak bisa menjadi walinya. Ada pula
aturan yang lain, yaitu jika ingin berbicara dengan nonmahram, maka seorang
perempuan harus didampingi oleh mahram aslinya. Misalnya, seorang siswi SMU yang
ingin berbicara dengan temannya yang laki-laki harus ditemani oleh bapaknya atau
kakaknya. Dengan demikian, hubungan nonmahram yang melanggar aturan di atas
adalah haram dalam Islam. Perhatikan dan renungkanlah uraian berikut ini.

Firman Allah SWT yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra:
32).

“Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu
menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah
kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan
sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya …’.”
(An-Nur: 30–31).

Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa
kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan
jenisnya yang beraksi. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara
tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat
mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya.

Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw.
tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, ‘Palingkanlah pandanganmu itu!”
(HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua
mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki
itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari
oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).

“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya.
Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara,
tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan)
dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh
kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).

Rasulullah saw. berpesan kepada Ali r.a. yang artinya, “Hai Ali, Jangan sampai
pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan
pertama, adapun berikutnya tidak boleh.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Al-Hakim meriwayatkan, “Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita,
sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada
mahramnya melainkan ingin berzina padanya.”

Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang
dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh
terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan,
berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan.

Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah
berfirman yang artinya, ‘Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis
yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku,
maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manisnya dalam hatinya.”

Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari
bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang
lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh
setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran
lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang
tidak halal baginya.”

Di dalam kitab Dzamm ul Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan dari Abu al-Hasan al-Wa’ifdz
bahwa dia berkata, “Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Wa’idz wafat di kota
Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan
tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda
hitam itu pun bertanya kepadanya, ‘Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah
hitam berada di wajah Anda?’ Dia menjawab, ‘Pernah pada suatu ketika aku
melewati kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku
memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, ‘Wahai
Habib?’ Aku menjawab, ‘Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah.’ Allah berfirman, ‘Lewatlah
Kamu di atas neraka.’ Maka, aku melewatinya dan aku ditiup sekali sehingga aku
berkata, ‘Aduh (karena sakitnya).’ Maka. Dia memanggilku, ‘Satu kali tiupan
adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang, pasti Aku
akan menambah tiupan (api neraka).”

Hal tersebut sebagai gambaran bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang
kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat
kelak.

“Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua
mengajakku keluar. Maka, aku berangkat bersama keduanya. Kemudian keduanya
membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas bagian bawahnya,
menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang di dalamnya sehingga
hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke dasar. Lantas aku berkata,
‘Apa ini?’ Kedua orang itu berkata, ‘Mereka adalah orang-orang yang telah
melakukan zina.” (Isi hadis tersebut kami ringkas redaksinya. Hadis di ini
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Di dalam kitab Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa Abu Hurairah r.a.
dan Ibn Abbas r.a., keduanya berkata, Rasulullah saw. Berkhotbah, “Barang siapa
yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas
dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan
memasukkan dia ke dalam neraka. Barang siapa yang memandang seorang wanita (yang
tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api dan
menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barang siapa yang berjabat tangan
dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang
dalam keadaan dibelenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk
masuk ke dalam neraka. Dan, barang siapa yang bersenda gurau dengan seorang
wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang
diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang)
haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul,
menggoda, dan bersetubuh dengannya, maka wanitu itu juga mendapatkan dosa
seperti yang diterima oleh lelaki tersebut.”

‘Atha’ al-Khurasaniy berkata, “Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh buah
pintu. Yang paling menakutkan, paling panas, dan paling bisuk baunya adalah
pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut
setelah mengetahui hukumnya.”

Dari Ghazwan ibn Jarir, dari ayahnya bahwa mereka berbicara kepada Ali ibn Abi
Thalib mengenai beberapa perbuatan keji. Lantas Ali r.a. berkata kepada mereka,
“Apakah kalian tahu perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Jalla Sya’nuhu?”
Mereka berkata, “Wahai Amir al-Mukminin, semua bentuk zina adalah perbuatan keji
di sisi Allah.” Ali r.a. berkata, “Akan tetapi, aku akan memberitahukan kepada
kalian sebuah bentuk perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Tabaaraka wa
Taala, yaitu seorang hamba berzina dengan istri tetangganya yang muslim. Dengan
demikian, dia telah menjadi pezina dan merusak istri seorang lelaki muslim.”
Kemudian, Ali r.a. berkata lagi, “Sesungguhnya akan dikirim kepada manusia
sebuah aroma bisuk pada hari kiamat, sehingga semua orang yang baik maupun orang
yang buruk merasa tersiksa dengan bau tersebut. Bahkan, aroma itu melekat di
setiap manusia, sehingga ada seseorang yang menyeru untuk memperdengarkan
suaranya kepada semua manusia, “Apakah kalian tahu, bau apakah yang telah
menyiksa penciuman kalian?” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak
mengetahuinya. Hanya saja yang paling mengherankan, bau tersebut sampai kepada
masing-masing orang dari kita.” Lantas suara itu kembali terdengar, “Sesungguhnya
itu adalah aroma alat kelamin para pezina yang menghadap Allah dengan membawa
dosa zina dan belum sempat bertobat dari dosa tersebut.”

Bukankah banyak kejadian orang-orang yang berpacaran dan bercinta-cinta dengan
orang yang telah berkeluarga? Jadi, pacaran tidak hanya mereka yang masih
bujangan dan gadis, tetapi dari uisa akil balig hingga kakek nenek bisa berbuat
seperti yang diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang umum
kelihatan melakukan pacaran adalah para remaja.

Namun, bukan berarti tidak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan
nonmahram. Dalam Islam hubungan nonmahram ini diakomodasi dalam lembaga
perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan.

“Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka
hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih
memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia
berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat.” (HR Bukhari, Muslim, Abu
Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami).

Selain dua hal tersebut di atas, baik itu dinamakan hubungan teman, pergaulan
laki perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun pacaran,
ataupun pergaulan guru dan murid, bahkan pergaulan antar-tetangga yang melanggar
aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak mengingkari adanya rasa suka
atau bahkan cinta. Anda bahkan diperbolehkan suka kepada laki-laki yang bukan
mahram, tetapi Anda diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan nonmahram
tanpa mematuhi aturan di atas. Maka, hubungan atau jenis pergaulan yang Anda
sebutkan dalam pertanyaan Anda adalah haram. Kalau masih ingin juga, Anda harus
ditemani kakak laki-laki ataupun mahram laki-laki Anda dan Anda harus berhijab
dan berjilbab agar memenuhi aturan yang telah ditetapkan Islam.

Hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari
akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mulai hidup ini dengan bersungguh-sungguh
dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah
agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.
Semoga Allah menolong kita, amin.

Adapun pertanyaan berikutnya kami jawab bahwa cara mengetahui sifat calon
pasangan adalah bisa tanya secara langsung dengan memakai pendamping (penengah)
yang mahram. Atau, bisa melalui perantara, baik itu dari keluarga atau saudara
kita sendiri ataupun dari orang lain yang dapat dipercaya. Hal ini berlaku bagi
kedua belah pihak. Kemudian, bagi seorang laki-laki yang menyukai wanita yang
hendak dinikahinya, sebelum dilangsungkan pernikahan, maka baginya diizinkan
untuk melihat calon pasangannya untuk memantapkan hatinya dan agar tidak kecewa
di kemudian hari.

“Apabila seseorang hendak meminang seorang wanita kemudian ia dapat melihat
sebagian yang dikiranya dapat menarik untuk menikahinya, maka kerjakanlah.” (HR
Abu Daud).

Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan sebagai persiapan seorang muslim apabila
hendak melangsungkan pernikahan.
1. Memilih calon pasangan yang tepat.
2. Diproses melalui musyawarah dengan orang tua.
3. Melakukan salat istikharah.
4. Mempersiapkan nafkah lahir dan batin.
5. Mempelajari petunjuk agama tentang pernikahan.
6. Membaca sirah nabawiyah, khususnya yang menyangkut rumah tangga Rasulullah
saw.
7. Menyelesaikan persyaratan administratif sesui dengan peraturan daerah tempat
tinggal.
8. Melakukan khitbah/pinangan.
9. Memperbanyak taqarrub kepada Allah supaya memperoleh kelancaran.
10. Mempersiapkan walimah.

Kamis, 13 Juni 2013

Pengajian Anak-anak, Pendidikan Agama Dilakukan Sedari Usia Dini

Pengajian Anak-anak
Pengajian anak-anak atau lebih identik dengan sebutan pengajian cabe rawit, bertujuan sebagai sarana pembibitan untuk menghasilkan generasi yang beriman dan bertaqwa, seorang hamba muslim yang faham Al Quran dan Al Hadits. Di akhir zaman seperti sekarang ini, apabila kita sebagai orang tua terlalu lamban dalam mempersiapkan anak-anak kita, membekali anak-anak kita dengan ilmu agama, maka tidak usah heran apabila anak-anak tumbuh dan berkembang mengikuti gaya hidup yang jauh dari norma-norma dan aqidah agama islam.

Tenaga Pengajar dari LDII

Organisasi LDII memiliki ribuan tenaga pengajar yang tersebar di berbagai pelosok nusantara, mereka semua sudah mendapatkan pembekalan dengan standar kualitas yang bisa di pertanggung jawabkan. Selain itu bisa dipastikan semua tenaga pengajar yang tersebar semuanya menunaikan tugas yang di embanya hanya semata-mata untuk mencari ridho Allah! tidak ada hitam diatas putih yang berisi berapa honor yang mereka peroleh, semuanya berangkat denga niat karena Allah, semata-mata mengharapkan ridho Allah, dan takut akan azab Allah SWT, Subhanallah.

Dalam prakteknya penyelenggaraan pengajian untuk anak-anak, tidak harus di lakukan di mesjid, tapi lebih di anjurkan dilakukan di tempat-tempat yang lebih kondusif, yang merangsang semangat dan minat anak-anak untuk belajar. Yang biasa dilakukan adalah penyelenggaraan pengajian dilakukan dari rumah ke rumah secara bergiliran, selain menambah suasana yang kondusit, juga akan terjalin silaaturrahim antara sesama anak-anak itu sendiri, anak-anak dan orang tua dari teman-temanya dan antara pengajar dengan orang tua anak.

Bisa dipastikan terjalinya komunikasi yang baik antara pengajar dan orang tua akan mendongkrak tingkat keberhasilan dalam pembinaan anak-anak. Insya Allah akan mencapai target yang sudah di tentukan.

Selain pengajian rutin, ketika anak-anak memasuki masa liburan sekolah maka dari organisasi akan menyelenggarakan pesantren kilat, sebenarnya dalam konteks pesantren kilat target utamanya adalah kebersamaan antara sesama peserta, menambah kompak dan rukun. Dengan demikian setiap peserta akan selalu merindukan suasana berkumpul dengan teman-temanya dalam pengajian, dalam suasana kekeluargaan dan dalam limpahan rahmat Allah SWT, apakah anda tidak ingin memiliki anak-anak yang sholih dan sholihah? anak yang selalu merindukan pengajian, anak yang selalu bersemangat untuk beribadah!

LDII membuka pintu selebar-lebarnya untuk putera puteri anda semua, apabila anda berminat untuk mempercayakan anak-anak anda dalam bimbingan kami, Insya Allah kami bisa menjaga amanat anda.




Pengajian anak-anak yang dilakukan secara private, dimana pengajar mendatangi anak-anak yang mau untuk ngaji.


Rahasia LDII Dalam Membina Keluarga Sakinah

Membina Keluarga Sakinah

Siapa sih yang tidak mau memiliki keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah?
Bisa dipastikan semuanya pasti ingin memiliki keluarga seperti itu, tapi keinginan saja tidaklah cukup, tanpa adanya modal kemauan yang kuat.

Keluarga Sakinah, Cinta dan Harta Tidaklah Cukup

Membangun keluarga yang sakinah, tidak cukup hanya bermodalkan cinta atau kemapanan dari sisi finansial, ada faktor lain yang sangat penting kedudukanya, yaitu iman dan taqwa. Satu fakta yang tidak mengenakan dan cenderung membuat terguncang, iman dan taqwa tidak bisa dibeli dengan uang! tapi jangan kuatir selama kita punya keinginan yang kuat untuk mewujudkan keluarga sakinah semuanya tidak ada yang tidak mungkin, keinginan kita adalah modal awal untuk mewujudkannya.

Cinta Abadi Yang Tak Pernah Mati, Bull Shit

No way,.. tidak ada cinta abadi janganlah terlalu naif, tidak sedikit pasangan yang dipersatukan karena cinta dan ketulusan berakhir tragis! perceraian! bahkan perselingkuhan abadi! benarkah ada cinta abadi faktanya memang ada, cinta seorang ibu kepada anaknya, dan cinta seorang hamba yang beriman kepada tuhanya!

Rahasia LDII Membina Keluarga Sakinah

Rahasia LDII Dalam Membina Keluarga Sakinah, Faktanya bukanlah sebuah rahasia, konsep LDII dalam membina jamaahnya termasuk dalam hal perjodohan, LDII betul-betul mempersiapkan para calon suami dan calon isteri, dipersiapkan sebagai seorang suami dan isteri yang beriman dan bertaqwa, dimana masing-masing pihak mengetahui dan memahami porsi dan kewajiban masing-masing. Tahu aturan! tahu hukum! dan melaksanakanya.

Dalam praktekna LDII menyelenggarakan pengajian usia nikah dimana pesertanya adalah jamaah lajang dan dalam usia pernikahan. Sebagaimana nama dari pengajian tersebut pastinya materi pengajian pun akan di jejali dengan pemahaman hukum-hukum dalam berumah tangga, bagaimana Nabi kita memberikan contoh untuk umatnya!

Dalam kajian tersebut akan di bahas hukum-hukum seorang suami atau hukum-hukum seorang isteri yang wajib di jalankan!
Bagaimana seharusnya seorang suami memperlakukan isterinya, dan sebaliknya bagaimanakah cara seorang isteri memuliakan suaminya, mentaatinya dengan sepenuh hati.
Masing-masing memilik visi dan misi yang sama! ingat keseragaman visi dan misi merupakan faktor penting dalam mencapai terbentuknya keluarga sakinnah mawaddah warrahmah!

Ketika para jamaah peserta pengajian usia nikah, memasuki bahtera rumah tangga mereka sudah faham dan Insya Allah siap dalam mewujudkan visi dan misi mereka.

Mungkin pernah ada cerita miring soal LDII, menganggap LDII sesat, karena di LDII jamaahnya harus menikah dengan sesama LDII, di LDII sendiri tidak pernah ada larangan jamaahnya untuk menikah dengan orang di luar LDII, tapi jamaahnya sendirilah yang menginginkan atau mendambakan suami/isteri yang sama-sama mengaji di LDII juga, karena mereka tahu, kapasitas dan kualitas calon suami/isteri yang mengaji di LDII. Memiliki 1 visi dan misi, baik suami dan isteri sudah tahu kewajiban dan kapasitas masing-masing, saling ingat mengingatkan karena sama-sama sudah tahu hukum.

Rahasia LDII Dalam Membina Keluarga Sakinah, LDII akan terus membina semua jamaahnya untuk senantiasa hidup dalam keimanan dan ketaqwaan. Jujur saja silakan cari ormas keagaamaan mana yang seperti LDII?

Rahasia LDII Dalam Membina Keluarga Sakinah, dalam 1 keluarga LDII membina semuanya dari mulai pengajian usia anak-anak, usia remaja, usia menikah, ataupun usia manula. Itulah alasanya kenapa semakin hari jamaah LDII semakin banyak. Dan yang paling penting LDII melakukan pembinaan kepada jamaahnya secara rutin!

Semoga artikel pendek ini bisa bermanfaat buat kita semua. Amiiin

Rabu, 12 Juni 2013

Dua Gambaran Untuk Perempuan

“Wanita digambarkan seperti bunga y9 harum setiap kumbang ingin hinggap dan menghisap madu’nya”

Ada 2 gambaran untuk wanita,Monggo silahkan pilih :

1-> “Wanita bagai permen karet”


Permen karet harga’nya sangat murah,setiap orang bisa memiliki dan menikmatii’nya,Wanita y9 suka berlebay-lebay ria setiap pria mudah memiliki hati’nya bahkan menikmati tubuh’nya (nauzubillahimindzalik)
Orang menginginkan permen karet  hanya pada saat iseng,ngak ada kerja’an pada saat bête,Permen karet Dinikmati hanyalah sesa’at yaitu sa’at rasa’nya terasa di lidah setelah rasa’nya sudah habis tidak ada rasa’nya dia tidak di telan tapi di lepeh (dibuang) dan tidak ada satupun orang y9 mau memungut’nya mesti orang y9 telah melepehnya tadi

2->”Wanita bagai berlian y9 sangat berharga”



Berbeda dengan permen karet, Berlian mahal harga’nya bahkan ada berlian y9 tak tenilai dengan nominal uang, tak semua orang bisa memiliki berlian tersebut hanya orang y9 beruntunglah y9 bisa memiliki berlian tersebut,(Wanita Sholehah, y9 berwibawa, setiap perkata’an,kelakuan,langkah-langkah’nya di bekali dengan keimanan dan kefahaman ,bisa melawan hawa nafsu dan bisa menepis goda’an-goda’an,rayu’an-rayuan dari mata-mata,kata-kata,rupa-rupa y9 harom dari pria y9 bukan mahrom’nya) Orang manapun akan sangat bangga bisa memiliki berlian tersebut. Dan akan selalu menjaga'nya agar berlian itu tak berpindah ke tangan orang lain.

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

->  Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya (Dari laki-laki y9 bukan mahrom'nya) , dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya ( Aurot'nya), kecuali yang (biasa) nampak dari padanya( Wajah dan kedua telapak tangan) . Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya (Kain kerudung'nya menutup sampai dada'nya). . . (An-Nur 31)


Menghindari bersentuhan laki-laki dan perempuan bukan mahrom bertemu, tetapi hendaknya dengan arif dan bijaksana. Mengingat:

- Laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya tidak boleh berjabatan tangan, berdasar pada sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam dalam Hadits Riwayat At-Thobroni fil Kabir, yang artinya : “Niscaya jika kepala salah satu kamu ditusuk dengan jarum besi itu lebih baik dari pada menyentuh perempuan yang tidak halal baginya (bukan mahromnya)”.
- Lebih baik terkena najis daripada bersentuhan dengan bukan mahrom. Di dalam Hadits Thobroni dijelaskan, yang artinya: “Niscaya, apabila seorang laki-laki menyentuh babi celeng yang berlumuran lumpur itu lebih baik baginya daripada pundaknya menyentuh pundak seorang perempuan yang tidak halal baginya”.
- Terlebih bila sampai bermesraan dengan yang bukan mahromnya. Dalam Hadits Az-Zawaazir Juz 2 hal 137, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : “Bahwa barang siapa yang meletakkan tangannya pada perempuan yang tidak halal baginya dengan nafsu birahi, maka kelak pada hari kiamat dia datang kehadapan Alloh dengan tangan yang terikat sampai lehernya, jika dia mengecupnya maka kelak di dalam neraka kedua bibirnya digunting”.



 Jadilah Wanita Sholehah, kelak di hari Kiamat kau niscaya akan menjadi ratu bidadari di surga. . .